Kamis, 16 Oktober 2014

Memahami Karakteristik Teman

Terinspirasi dari perkuliahan Filsafat Ilmu oleh Prof. Dr. Marsigit, M. A. pada hari kamis, 09 Oktober 2014

Objek filsafat itu yang ada dan yang mungkin ada. Sifatnya tak terhingga dan berdimensi. Salah satu sifat filsafat adalah tetap, berubah. Manusia selalu bertanya segala sesuatu yang ada yang dan yang mungkin ada. Yang tetap itu sejalan dengan yang ada di dalam pikiran. Yang berubah itu yang ada di luar pikiran. Jadi sebelum menentukan sesuatu, pikirkanlah dari banyak sudut. Karena sudut pandang itu berpengaruh dalam banyak hal. Mempelajari filsafat, merubah pandangan saya. Filsafat itu bisa sebagai ilmu, sebagai pandangan hidup atau sebagai cara berfikir.

Saya teringat Immanuel Kant itu ternyata selain seorang ahli filsafat, juga seorang ahli psikologi. Ia mengklasifikasikan pembagian kepribadian manusia berdasarkan sifat-sifatnya. Ada empat, yaitu plegmatis, koleris, melankolis dan sanguinis.
Orang yang plegmatis itu katanya cinta damai. Orang koleris itu berjiwa kepemimpinan. Sedangkan melankolis itu sifatnya perfeksionis. Dan orang sanguinis itu biasanya orang yang populer.

Saya sering memperhatikan orang-orang yang ada di sekitar saya. Tanpa saya sadari, ternyata saya sering menemukan teman yang memiliki sifat-sifat seperti itu. Ternyata memperhatikan orang di sekitar kita itu menyenangkan. Kita bisa sekaligus mempelajari psikologinya.
Dalam hidup, setiap orang pasti punya ego yang kadang kala besar namun kadang kala bisa ia redam atau sembunyikan. Manusia itu pasti selalu bertindak sesuai dengan kepentingan dirinya sendiri. Ada orang yang tidak peka dan mudah terbakar emosinya. Namun ia sangat teliti. Pernah saya jumpai seorang teman yang jiwa kepemimpinannya tinggi, biasanya ia sering menjadi ketua kelas atau ketua kelompok. Ia punya wibawa dan pesona pemimpin yang tinggi. Ada pula teman yang sangat detail dalam mengerjakan tugas, semua yang ia kerjakan harus sempurna. Kadang ada bagusnya juga bergaul dengan tipe orang seperti ini. Bukan bermaksud untuk pilih-pilih teman, tapi kepribadian kita sesungguhnya dipengaruhi oleh paling tidak lima orang terdekat dalam pergaulan sehari-hari. Ingat kata pepatah, “kalau bergaul dengan tukang parfume, maka kita biasanya akan kebagian wanginya”. Maka bertemanlah dengan semua orang, tapi pilih-pilih teman untuk memperbaiki diri kita juga baik.

Tujuan hidup ini tentulah memperoleh kebahagiaan. Salah satu cara menjadi bahagia itu adalah menjadi orang baik. Orang baik biasanya akan bahagia. Sebisa mungkin bersikap baiklah kepada semua orang. Meskipun kita ada kebebasan untuk memilih, pilih yang terbaik. Karena sesungguhnya tidak ada kepentingan lain dari berteman itu selain berteman itu sendiri.

0 komentar:


Silakan Bekomentar.!!!


Semakin banyak berkomentar, semakin banyak backlink, semakin cinta Search Engine terhadap blog anda
:a:
:b:
:c:
:1: :2: :3: :4: :5: :6:
:7: :8: :9: :10: :11: :12:

Posting Komentar